FIQH
MUAMALAT
DS 0301
TAJUK:
JUAL
BELI YANG DILARANG DALAM ISLAM (FIQH SYAFIE)
Oleh
: Muhammad Nuruddin Bashah
No KP:
820102-02-5203
Semester
4
Pensyarah : Us. Rashid Md Din
Tugasan
untuk dicetak
Muqaddimah
Perniagaan
merupakan salah satu aktiviti penting dalam kehidupan manusia dengan
melakukan urus niaga seperti berjual beli dan sewaan. Islam turut
menggalakkan umatnya menceburi bidang perniagaan. Al-Quran
menjelaskan tentang keharusan berniaga:
Maksudnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah
kamu makan (gunakan) harta-harta kamu antara kamu dengan jalan yang
salah (tipu dan judi), kecuali dengan (jalan) perniagaan yang
dilakukan secara suka sama suka antara kamu.”
Dalil tentang keistimewaan kedudukan perniagaan boleh
dilihat dalam hadis yang bermaksud: “Sembilan daripada sepuluh
sumber rezeki diperoleh melalui perniagaan” (Hadis Riwayat
Tirmizi).
Pada masa kini, terdapat pelbagai jenis urus niaga
dengan matlamat utama mencapai keuntungan. Bagaimanapun, ramai tidak
sedar adakah hasil perniagaan itu halal atau sebaliknya. Bagi
mengenal pasti status perniagaan tersebut mematuhi syariah atau
tidak, terdapat beberapa aspek yang perlu dihalusi
Di bawah akan dinyatakan beberapa bentuk jual beli yang
dilarang dalam Islam dengan dalil-dalil tertentu.
- Jual beli berunsur riba
Dan secara khusus, Dia
berfirman mengenai perdagangan (yakni jual
beli) :
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.” (QS Al-
Baqarah : 275)
- Jual beli sehingga meninggakan syariat Islam
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan sembahyang pada
hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. Apabila telah ditunaikan
sembahyang, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah kurnia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.” (Qs Al-Jumu’ah : 9 –
10)
Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahawa
dari sifat-sifat seorang Muslim adalah
berjual beli (yakni mereka berdagang).
Namun ketika waktu solat
tiba, mereka meninggalkan
dagangan mereka dan bersegera mendirikan solat.
“Lelakiyang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingat Allah,” (QS An-Nuur : 37)
- Jual benda dilarang syara’
Dan dari jenis bisnis yang terlarang adalah: Menjual
barang yang dilarang. Ini
kerana
ketika Allah menetapkan sesuatu terlarang, Dia juga menetapkan
mengambil penghasilan darinya adalah
terlarang, misalnya seseorang menjual
sesuatu yang dilarang untuk dijual.
Rasulullah melarang
menjual
- bangkai,
- khamr (minuman yang memabukkan),
- babi
- dan patung.
Maka barangsiapa
yang menjual bangkai, yakni daging yang
tidak ada ketentuan zakatnya, maka
dia menjual bangkai dan menghasilkan wang
haram.
HR Mutaffaq alaihi, dengan lafaz dari Sahih
Bukhari Maktabah Syamilah (5/112 no. 1218)
dari Atha bin Abi Rabah dari Jabir bin Abdullah bahwa
dia mendengar Rasulullah
berkata:
“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan
jual beli, bangkai, babi dan patung.”
Hal ini juga berlaku dalam menjual arak
atau khamar Apa yang dimaksud dengan khamr
adalah segala sesuatu yang memabukkan,
berdasarkan sabda Nabi :
“Setiap yang
memabukkan adalah khamar,
dan setiap khamar
adalah haram.” Dan
beliau mencela sepuluh orang berkaitan dengan khamr, sebagaimana di
terdapat dalam hadits shahih:
“Sesungguhnya Allah melaknat khamar,
orang yang membuatnya
dan orang yang baginya khamr dibuat, orang yang menjualnya dan
orang yang membelinya, orang yang
meminumnya dan orang yang
mendapatkan penghasilan darinya, orang
yang membawanya dan orang yang
dibawakan untuknya, dan orang yang
melayaninya.” (HR Tirmdizi
dan Ibnu Majah).
Khamar
adalah segala sesuatu yang memabukkan terlepas apakah dia disebut
khamar
atau minuman alkohol, liquor, anggur atau wishkey, itu tidak menjadi
persoalan. Tidak peduli apakah dia disebut
dengan salah satu nama itu atau
lainnya – merubah nama tidak merubah
kenyataan bahwa itu adalah khamar.
Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits: “Umatku di
akhir zaman akan meminum
khamar
dan memberinya nama yang lain.”
Dan juga apa yang lebih buruk dari hal ini adalah
menjual dadah,
seperti opium,
ataupun jenis nirkotin
lainnya, yang banyak digunakan oleh penagih
zaman ini. Maka orang yang menjualnya
adalah pembuat kejahatan
jenayah dalam
pandangan Muslim dan pandangan dunia secara
keseluruhan. Hal ini kerana
dadah
membunuh orang, sebagaimana layaknya
senjata yang menghancurkan.
kerananya, siapapun yang menjual dadah
atau menyalurkannya atau
membantu menyalurkannya, mereka semua
berada dalam laknat Allah dan
Rasul-Nya. Dan mengambil wang
darinya adalah diantara yang perbuatan
paling tercela dan perolehan yang paling
dibenci. Lebih lanjut, orang yang
merurusan dengan dadah
patut di hukum kerana
dialah yang menyebakan banyak
kejahatan di muka bumi.
- Menjual barang bukan milik kita
Dan diantara jual beli yang dilarang adalah: Apabila
seseorang menjual sesuatu
yang tidak dimilikinya. Misalnya seseorang menemui seorang
pengusaha mencari barang tertentu, namun
pengusaha ini tidak memiliki barang
tersebut. Namun mereka setuju untuk
membuat kontrak (untuk penjualan
barang tersebut) dan menyepakati harga
untuk saat itu atau di masa depan. Dan
saat itu barang tersebut tidak dimiliki
oleh pengusaha maupun pembeli. Maka
pengusaha membeli barang dimaksud dan
menyerahkannya kepada pembeli
setelah mereka menyepakati harga dan
membuat kontrak dan menyepakati
nilainya untuk saat ini dan yang akan
datang. Maka
jenis transaksi seperti ini adalah haram. Mengapa? Karena ia menjual
sesuatu yang tidak dimilikinya dan
menjualnya sebelum ia memiliki barang
tersebut, jika barangnya telah ditentukan.
Jika barangnya belum ditentukan dan
pembayarannya ditangguhkan, maka dia telah
menjual hutang secara kredit.
Rasulullah melarang kita melakukan hal
itu, sebagaimana yang terjadi ketika
Hakam bin Hazam datang kepada beliau dan berkata:
“Ya Rasulullah,
bagaimana jika seseorang datang kepadaku
dan ingin membeli sesuatu yang
tidak ada padaku? Kemudian saya pergi ke
pasar dan membeli untuknya?” Nabi
bersabda: “Jangan menjual sesuatu yang
tidak engkau miliki. (
Diitakhrij dari HR Abu Dawud (3503)
(3/495), At-Tirmdizi (1235) (3/534), An-Nasa’i (4627) dan Ibnu
Majah (2187) (3/30)
)
Ini adalah larangan yang jelas, karenanya tidak
diperbolehkan seseorang
menjual barang tertentu kecuali barang
tersebut berada dalam kepemilikannya
sebelum membuat kontrak, apapun yang akan
dijualnya saat itu atau nanti.
Tidak diperbolehkan memandang remeh hal ini. Maka
barangsiapa hendak menjual
sesuatu untuk orang lain, maka dia harus menyimpan barang tersebut di
kedai atau gudangnya
atau di kenderaan sehingga
barang
tersebut tersedia. Maka ketika ada orang yang hendak membelinya terus
dapat menjualnya atau untuk waktu
kemudian.
Namun jual beli as-salam dibenarkan walaupun si penjual
belum memiliki barang berkenaan.
As-Salam (tempahan)
merupakan jenis jual beli dimana harga
dibayarkan untuk suatu barang yang akan diantarkan
kemudian. Ibnu Abbas meriwayatkan:
“Rasulullah datang
ke Madinah dan orang-orang biasa
membayar di muka untuk kurma yang akan
dikirimkan satu atau dua tahun ke depan. Beliau berkata
kepada mereka: “Barangsiapa yang
membayar
muka harga sesuatu barang yang akan dikirimkan
kemudian harus membayarnya untuk ukuran
yang tertentu,
berat yang tertentu
dan waktu yang tertentu. (HR
Bukhari 3/443)
- Jual beli aynah dilarang
Dan salah satu jenis transaksi terlarang lainnya adalah:
Jual beli Aynah. Apakah
jual beli Aynah itu? Jika sebuah barang dijual kepada seseorang
dengan pembayaran
ditangguhkan (yakni harga yang lebih tinggi akan dibayar kemudian
hari pada waktu yang ditentukan), kemudian
barang tersebut dibeli kembali
darinya dengan harga yang berlaku pada
saat itu, kurang dari harga yang
ditanggukan yang diberikan kepadanya. Maka
jika pembayaran harga tunda
tersebut jatuh tempoh,
ia membayar hutangnya secara penuh.
Inilah apa yang disebut dengan Jual Beli Aynah. Aynah
(berasal dari kata
ayn = sama) kerana
barang yang sama yang telah dijual kembali kepada
pemiliknya. Hal ini haram kerana
menipu seseorang dengan bunga (riba).
Pada kenyataannya, ini seperti anda
menjual dengan harga dolar dengan harga
yang berlaku pada saat itu dengan
penangguhan harga (akan diberikan
kemudian), yang lebih banyak dari nilai
sebelumnya. Dan anda hanya
menggunakan barang tersebut sebagai alat
untuk mendapatkan bunga.
Ditakhrij oleh Abu Dawud dari hadits Ibnu Umar (3462)
(3577), dengan lafazh dinukil dari Maktabah
Syamilah (9/325 no. 3001):
“Jika kalian berjual beli dengan cara Aynah,
hanya mengikuti di belakang lembu
dan redha
dengan tanaman sehingga
meninggalkan jihad, Allah akan membelitkan kepada kalian semua
kehinaan yang tidak akan
dihilangkan-Nya hingga kalian kembali
kepada agama kalian.”
- Jual beli najsh juga dilarang
Dan diantara jual beli yang dilarang adalah: An-Najsh.
Apa yang dimaksud dengan
An-Najash adalah ketika anda menunjukkan sebuah barang untuk dijual
melalui majlis
lelong. Maka seseorang datang untuk
menawar harga barang,
namun dia tidak bermaksud membeli barang tersebut, tetapi ia hanya
ingin menaikkan harga dari barang
tersebut, untuk menipu para
pembeli. Hal ini sama saja apakah dia
sepakat dengan penjual untuk
melakukannya atau dia melakukan atas
kehendak sendiri. Maka siapapun yang
menawar suatu barang yang tidak ingin
dibelinya namun hanya untuk menaikkan
harganya bagi para pelanggan,
maka orang tersebut adalah Najash, yang telah
menentang larangan Rasulullah.
Melakukannya adalah haram, sebagaimana
Nabi bersabda: “Dan janganlah melakukan
Najash satu sama lain.”
- Merampas pelanggan orang
Dan diantara jenis jual beli dilarang lainnya adalah:
Apabila seorang Muslim
melakukan penjualan diatas penjualan saudaranya. Nabi bersabda:
“Seseorang tidak boleh menjual kepada pembeli (orang yang akan
membeli barang) saudaranya.” Bagaimana
itu dilakukan? Misalnya ketika
seseorang ingin membeli barang tertentu
datang dan membeli kepada seorang
pedagang yang memberikan kepadanya pilihan
untuk memberikan keputusan
terakhir dalam dua atau tiga hari. Dalam
hal ini, tidak diperbolehkan pedagang
yang lain untuk datang dan mengatakan,
“Tinggalkan barang ini, saya akan
memberimu barang yang sama bahkan lebih
baik, dengan harga yang murah.”
Ini haram karena ia menjual kepada pembeli
saudaranya.
HR Muttafaq Alaihi, dengan lafaz Muslim yang dinukil
dari Maktabah Syamilah (7/224,
no. 2531), dari
Ibnu Umar, dari Nabi :
“Seseorang tidak boleh menjual kepada pembeli
saudaranya.”
Rujukan
1) Syaikh
Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan,
Jual
Beli yang Dilarang dalam Islam,
e-Book
versi
bahasa
Inggris dari www.al-ibaanah.com
No comments:
Post a Comment